Kamis, 29 Maret 2012

Ridwan dan Sutiyoso anggap Fauzi Bowo Gagal

Ridwan Saidi budayawan jakartaJakarta - Budayawan Betawi Ridwan Saidi, melihat ada tiga kesalahan fatal yang dilakukan oleh Fauzi Bowo selama memimpin Jakarta. Hal tersebut disampaikan dalam acara Jakarta Lawyers Club Rabu (28/03/2012).

Pertama, Fauzi Bowo bersama- jajarannya merampok hak cipta Ridwan Saidi dan sahabatnya yang sekarang tinggal di Roma. “Pemprov DKI Jakarta merampok 20 hak cipta designer saya bersama KRMP Daud yang sekarang berdomisili di Roma. Mereka merampok karya kami. 20 karya cipta itu didaftar sebagai milik Pemda DKI. Mereka tidak bertanggung jawab, dan kami tidak pernah dibayar satu peser pun. Itu kelakuan jajarannya Fauzi Bowo,”tegasnya.

Kedua, Taman Ismail Marzuki yang seharusnya menjadi tempat pentas seni dan budaya, malah disulap menjadi tempat jual-jualan. TIM disulap menjadi pasar. Tidak ada sama sekali perhatian dari Pemrpov DKI Jakarta.

Tiga, Pemprov DKI Jakarta tidak pernah mengunjungi saudara Haerudin yang memiliki 40 hektar hutan lindung milik pribadinya. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga tidak pernah memberikan perhatian.
“Dan bahkan nengok sekali pun tidak pernah. Malah Khaerudin pernah mendapat hadiah dari Unesco, tetapi giliran Unesco mau datang ke lokasi malah dilarang oleh Pemprov DKI Jakarta,”tegasnya.
Karena itu menurut Ridwan, bukan zamannya lagi berbicara soal Betawi, Jakarta dan luar Jakarta dalam kancah pemilukada kali ini, karena orang Betawinya sendiri tidak mampu membawa perubahan di DKI Jakarta.
“Jadi kita jangan sampai terjebak pada opini orang Betawi, karena apalah gunanya berbicara soal itu, kalau orang Betawi sendiri tidak ada yang mampu, kenapa harus dikasih ke orang Betawi,”tegasnya.

sutiyosoSenada dengan pendapat Ridwan Saidi, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso juga menilai Fauzi Bowo alias Foke telah gagal membawa perubahan di Jakarta. Sutiyoso menilai bahwa Fauzi Bowo gagal melanjutkan program yang sudah dicanangkannya pada masa jabatannya. Ambil contoh monorel yang tiba-tiba diberhentikan pembangunannya.

Demikian juga jalur bus way yang seharusnya sudah bisa terkonek dengan daerah lain, malah tidak terjadi. Dan bahkan pada masa pemerintahan Fauzi Bowo hanya ada 5 ruas jalur bus way. (v/kp)

Sabtu, 24 Maret 2012

Kader PAN banyak kecewa ama Fauzi Bowo alias Foke

fauzi bowoJakarta Cawagub Didik J Rachbini tegas mengatakan bahwa dukungan PAN ke pasangan lain ibarat kereta kosong. Hal ini juga dibenarkan oleh PAN yang menyebut bahwa partainya tidak bisa menghalangi dukungan kadernya yang luar biasa kepada Didik. Bagaimana melihat fenomena ini?
"Dukungan dan pernyataan sejumlah fungsionaris PAN terhadap pencalonan Hidayat-Didik J Rachbini dapat dibaca sebagai bentuk kekecewaan PAN pada Demokrat. Saya melihat, meskipun secara institusional mendukung Foke, tapi secara kultural mendukung Hidayat-Didik," kata analis politik Charta Politika, Arya Fernandes, kepada detikcom, Sabtu (24/3/2012).
Menurut Arya, kekecewaan PAN bisa jadi disebabkan oleh proses pemilihan cawagub dari Fauzi Bowo. Bisa jadi PAN secara institusi tidak diajak Demokrat untuk ikut memberi masukan terhadap proses pemilihan cawagub dari Fauzi Bowo. Terlebih, pemilih PAN lebih dekat ke Didik daripada Foke.
"PAN yang mempunyai basis di kalangan terdidik dan kelas menengah cenderung kecewa terhadap Foke. Saya melihat mereka akan memberikan dukungan ke Didik. Apalagi Didik dikenal sebagai tokoh penting di internal PAN," tutup Arya.
Partai Demokrat sendiri tidak terlalu mempermasalahkan jika banyak kader PAN lebih banyak mendukung Didik Rachbini dibandingkan mendukung Foke. PD mengklaim dukungan untuk Foke bukan hanya dari PAN saja melainkan dari masyarakat Jakarta.
"Tidak masalah kalau kader PAN mendukung Pak Didik, tidak masalah," ujar anggota Majelis Tinggi Max Sopacua kepada detikcom, Sabtu (24/3/2012)
(mpr/ahy)

 

sumber

Selasa, 20 Maret 2012

Simpatisan PAN belum tentu dukung Fauzi Bowo

fauzi bowo dkiJAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak mempermasalahkan jika Pilkada DKI Jakarta tahun ini pihaknya dianggap bermain dua kaki. Pasalnya, secara formal PAN mendukung Fauzi Bowo dari Demokrat sebagai calon gubernur DKI, sementara salah seorang kadernya, Ketua DPP PAN Didik J. Rachbini mendampingi calon gubernur Hidayat Nur Wahid dari PKS.
Terkait hal ini, Ketua DPP PAN Agus Sarwanto mengatakan, ada beberapa hal yang membuat kader dan simpatisan PAN belum tentu mendukung Fauzi alias Foke. Pertama, Foke memang tidak punya prestasi yang membanggakan untuk bisa dipilih kembali di Jakarta. Kedua, Foke juga dinilai jauh dengan warga PAN, sehingga sangat sulit bagi warga PAN memilih Foke pada pemungutan suara 11 Juli 2012 nanti.
Yang tidak kalah penting, lanjutnya, wakil Foke juga bukan kader PAN. Sementara di internal PAN banyak stok tokoh yang memumpuni untuk bisa meraup suara di Pemilukada. "Mungkin akan berbeda jika Foke menggaet kader PAN," ujar dia.
Dia menambahkan, Didik--tokoh internal PAN--yang ikut bertanding dalam memperebutkan kursi orang nomor satu di ibukota Jakarta ini semakin memperbesar kemungkinan warga PAN tidak memilih Foke. "Jelas, secara emosional kita pasti mendukung Pak Didik ketimbang memilih Foke yang merupakan orang lain," jelasnya.
Didik, lanjut Agus, bukan hanya sekedar pengurus DPP PAN di bidang penelitian dan pengembangan (Litbang), tetapi ekonom Indef ini juga merupakan salah satu pendiri PAN yang cukup dikenal dan disegani oleh warga PAN. "Sehingga kader dan simpatisan ada rasa memiliki untuk memilih Didik sebagai wakil gubernur."
Selain itu, Keterpilihan Didik mendampingi Hidayat juga merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi kader dan simpatisan yang selama ini haus kepemimpinan. "Kader akan merasa bersalah kalau tidak memilih Didik. Perintah partai mengusung Foke tidak akan digubris."
Di internal partai sendiri, jelas Agus, ada anjuran dan perintah dari Ketua Umum Hatta Rajasa untuk memilih duet Hidayat-Didik. "Ada perintah harian ketum Hatta Rajasa harus mendukung Hidayat dan Didik untuk Pilkada DKI Jakarta," ujarnya.

(Hal / Nky/JN)

Ahok: Foke gak peduli ama masyarakat Jakarta

jokowi ahokJakarta - Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menyindir Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) yang menggunakan modal asalnya sebagai suku Betawi. Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang menjadi pasangan calon Gubernur Joko Widodo (Jokowi) ini mengklaim tidak semua orang Betawi mendukung Foke.
"Jadi, bilang sama Pak Foke, Jakarta ini banyak golongan. Orang Betawi juga nggak semuanya dukung dia, saya kira pendukung saya malah banyak anak Betawi. Jadi, Betawi mana yang mau diklaim?" kata Ahok di DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (20/3).
Menurut Ahok, banyak orang Betawi yang menjadi tim suksesnya. Sebab kebanyakan masyarakat asli Jakarta menangis melihat kondisi Jakarta saat ini. "Kita setuju tidak perlu rumah kumuh, tapi orang miskin diberi rumah dong. Kalau begini orang Betawi juga nangis Jakarta dibangun mereka nggak diperhatiin," sindirnya.
Dengan percaya diri, Ahok menyatakan masyarakat DKI Jakarta, khususnya yang muda, suka dengan calon yang keren dan tak berkumis. Karena itu, calon gubernur tua sebaiknya pensiun saja karena pegawai negeri sipil sendiri pensiun di usia 58 tahun. "Sekarang tren-trennya model Korea Selatan, kaya saya sama Pak Jokowi," canda anggota Komisi II DPR itu. (and)

http://kabarpolitik.com